Misi ke Bulan Chandrayaan 2 Milik India Masuk Orbit

Misi ke Bulan Chandrayaan 2 Milik India Masuk Orbit Chandrayaan 2 saat meluncur. (Indian Space Research Organization via AP)
Jakarta, CNN Indonesia -- Pesawat luar angkasa Chandrayaan 2 India memasuki orbit bulan pada Selasa (20/8). Pesawat ini berhasil mengeksekusi salah satu manuver paling sulit dalam misi bersejarah ke Bulan.

Dikutip dari AFP, setelah empat minggu di ruang angkasa, pesawat itu menyelesaikan Lunar Orbit Insertion atau disebut juga Penyisipan Orbit Lunar sesuai rencana. Hal ini dikemukakan oleh Organisasi Penelitian Antariksa India (ISRO).

"Penyisipan selesai dengan sukses seperti yang direncanakan, menggunakan sistem propulsi onboard. Durasi manuver adalah 1738 detik," kata badan antariksa nasional India.


India berupaya menjadi negara keempat setelah Rusia, Amerika Serikat dan China yang mendaratkan pesawat ruang angkasa di Bulan. Jika sisa misi berjalan sesuai rencana, penyelidikan India akan mendarat di Kutub Selatan Bulan pada 7 September.

Untuk memasuki orbit terakhir di atas kutub bulan, Chandrayaan 2 akan menjalani empat manuver serupa. Kepala ISRO K. Sivan mengatakan manuver itu merupakan tonggak sejarah penting bagi misi tersebut, dan menambahkan ia berharap untuk pendaratan yang sempurna bulan depan.

"Pada 7 September, pendarat akan mendarat di bulan. Apa pun yang secara manusiawi mungkin, telah dilakukan oleh kami," kata Sivan kepada wartawan.

Penyisipan Selasa adalah salah satu operasi tersulit dalam misi itu karena jika satelit mendekati Bulan dengan kecepatan lebih tinggi itu akan memantul dan tersesat di ruang angkasa. Dan jika ia mendekat dengan kecepatan lambat, gravitasi Bulan akan menariknya, menyebabkan tabrakan.

Momen Bersejarah

"Kecepatan pendekatan harus tepat dan ketinggian di atas bulan tepat. Bahkan kesalahan kecil akan membunuh misi," kata Sivan.

"Detak jantung kita meningkat selama 30 menit, hati kita hampir berhenti."
Chandrayaan 2 atau Moon Chariot 2 meluncur dari pelabuhan antariksa India di Sriharikota, Andhra Pradesh pada 22 Juli.

Pesawat ruang angkasa yang digunakan dalam misi tersebut terdiri dari pengorbit, pendarat dan penjelajah yang hampir seluruhnya dirancang dan dibuat di India. Pengorbit memiliki umur misi satu tahun dan akan mengambil gambar permukaan bulan.

ISRO mengatakan misi itu akan membantu para ilmuwan untuk lebih memahami asal-usul dan evolusi Bulan dengan melakukan studi topografi terperinci, analisis mineral, dan sejumlah percobaan lainnya.

India merogoh kocek sekitar US$140 juta atau setara dengan Rp2 triliun (kurs US$1=Rp14,3 ribu) dihabiskan untuk persiapan misi penyelidikan. Harga yang jauh lebih murah dibandingkan dengan operasi serupa oleh negara lain.

Diluncurkan pada roket paling kuat di India, Geosynchronous Satellite Launch Vehicle (GSLV) MkIII. Pengangkatan berhasil dalam upaya kedua, seminggu setelah dibatalkan hanya satu jam dari peluncuran karena kesalahan teknis.

Misi bulan pertama India pada 2008, Chandrayaan-1 tidak mendarat di Bulan, tetapi melakukan pencarian air menggunakan radar.

Pendaratan lembut di Bulan akan menjadi lompatan besar dalam program luar angkasa India, dengan Perdana Menteri Narendra Modi bertekad untuk meluncurkan misi berawak ke luar angkasa pada tahun 2022.

India juga memiliki ambisi untuk mendaratkan penyelidikan di Mars. Pada 2014, India menjadi negara keempat yang menempatkan satelit ke orbit di sekitar Planet Merah.

Sumber:CNNIndonesia.com
Share:

Recent Posts