Langkah Antisipasi KAI Hadapi Lonjakan Penumpang di Natal dan Tahun Baru

Liputan6.com, Jakarta PT Kereta Api Indonesia (Persero) melakukan sejumlah persiapan, untuk mengantisipasi lonjakan penumpang saat libur Natal dan tahun baru.
 
Direktur Utama Kereta Api Indonesia (KAI‎) Edi Sukmoro mengatakan, KAI antara lain telah menerjunkan petugasnya untuk melakukan inspeksi jalur kereta. Langkah ini demi meminimalisir ganggguan perjalanan.
 
"Pertama akan dipersiapkan inspeksi di jalur utara maupun selatan," kata Edi, di Jakarta, Senin (11/11/2019).
 
KAI juga telah menyiapkan stasiun dan prasarana, untuk mengantisipasi peningkatan penumpang saat libur Natal dan tahun baru. "Kesiapan stasiun-stasiun dan prasarananya‎," ujarnya.
 
Jumlah penumpang kereta api, saat libur Natal dan tahun baru diperkirakan naik hingga 4 persen dari kondisi normal. Kenaikan ini menyesu‎aikan ketersediaan jumlah tempat duduk. "Karena ketersediaan tempat duduk yang buat kenaikan," tandasnya.
 
KAI juga tengah mengkaji penerapan sistem pentarifan baru dengan menggunakan mekanisme Tarif Batas Atas (TBA) dan Tarif Batas Bawah (TBB) layaknya maskapai.

Direktur Keuangan KAI Didiek Hartantyo mengatakan jika sekarang masyarakat memesan tiket kereta dari jauh-jauh hari dengan go show harganya sama, nanti hal ini akan berbeda.

"Nanti orang beli tiket 30 hari dengan 15 hari atau 5 hari itu harganya beda," kata Didiek.

Kebijakan ini diambil berdasarkan kajian dari KAI dimana penumpang yang membeli tiket dari jauh-jauh hari jumlahnya dibawah 50 persen.

Atas kajian ini pula, KAI juga telah mengubah mekanisme pemesanan tiket kereta dari yang sebelumnya 90 hari sebelum keberangkatan kini menjadi 60 hari sebelum keberangkatan.

"Karena kita kaji, orang yang beli tiket 90 hari sebelum itu tidak ada 50 persen, sehingga para penumpang maunya 30 hari sebelum. Senengnya yang mendadak-mendadak gitu," pungkas Didiek.

Hanya saja, kapan kebijakan pentarifan ini diberlakukan, Didiek masih belum bisa memastikannya.

KAI Bakal Perbanyak Lokomotif Gunakan B20

 PT Kereta Api Indonesia (Persero) (KAI) akan memodernisasi lokomotif dan genset yang ramah lingkungan. Saat ini, setidaknya ada 36 unit lokomotif yang sudah dipesan untuk menggantikan lokomotif yang usianya sudah di atas 30 tahun.

Direktur Keuangan Kereta Api Indonesia (KAI) Didiek Hartantyo mengatakan, ‎KAI berkomitmen membangun industri transportasi yang sehat dan ramah lingkungan dengan menggunakan bahan bakar yang minim emisi.
 
Yang sudah dilakukan KAI saat ini, yaitu melalui pencampuran biodiesel 20 persen (B20). Upaya ini juga sesuai dengan program pemerintah.

"Green energy ready. Artinya teknologinya sudah siap B20 sesuai program pemerintah. Kereta kita akan kita modernisasi. Ke depan kereta kita enggak ada lokomotifnya (terpisah-pisah), sudah tersambung. Kita ke depan green energy kita ganti genset," kata Didiek, di Jakarta, Senin (11/11/2019).

Sementara itu, Direktur Utama KAI‎ Edi Sukomoro mengungkapkan pembelian lokomotif tersebut merupakan bagian dari program penggantian kereta yang usianya sudah di atas 30 tahun. Jumlahnya mencapai 672 unit di seluruh Indonesia.

Penggantian kereta tersebut dilakukan bertahap. Sebelumnya sudah ada 300 kereta yang selesai dipesan. KAI pun telah menerbitkan obligasi dengan target Rp 2 triliun. Porsi peremajaan kereta tersebut dari obligasi tahap ke II 2019 sebesar Rp 800 miliar.

‎"Kita berharap dalam obligasi ini yang kedua kalinya nanti akan digunakan untuk meremajakan kereta-kereta yang memang usianya sudah 30 tahun ke atas," katanya.
Sumber:Liputan6.com
Share:

Recent Posts